Kuliner Gunung Kidul, Gurihnya Ungkrung Ulat Jati Goreng dengan Bumbu Bawang Putih dan Garam

administrator 01 Januari 2019 14:11:21 WIB

PENGKOK - Kuliner Gunung Kidul ungkrung ulat Jati goreng ini cukup menantang untuk dicoba. Ungkrung ulat Jati goreng dengan bumbu bawang putih dan garam, selain gurih di lidah juga kaya protein.Semakin banyak diminati penyuka kuliner  ekstrem, ungkrung ulat Jati goreng pun melengkapi ragam kuliner Jogja yang tidak biasa.Kuliner Gunung Kidul berupa ungkrung ulat Jati ini biasa disajika dengan cara digoreng dengan bumbu bawang putih dan garam.Menu ekstrem ini biasa ditemukan di wilayah Kecamatan Ngawen Gunungkidul yang tak lain wilayah DI Yogyakarta paling selatan.Di awal musim hujan ini, masyarakat di wilayah itu pun mulai kerap berburu ungkrung ulat Jati.Kabarnya, ungkrung ulat Jati di wilayah Srumbung Pengkok, patuk, Gunungkidul mulai banyak muncul sejak beberapa hari terakhir.Berdasarkan penelusuran admin web desa, ungkrung bagi warga Pengkok merupakan sebutan untuk kepompong ulat Jati.Muncul di awal musim hujan kali ini, sebagian warga srumbung pun memburunya untuk dijadikan menu masakan pendamping nasi.Warga padukuhan srumbung pengkok patuk Gunungkidul saat mencari ungkrung pada siang hari, Jum'at(14/12/2018) (Supriyanta dan Suparna)Gurihnya ungkrung ulat Jati saat digigit, masyarakat biasanya menyantapnya saat pagi untuk sarapan.Ungkrung berbentuk lonjong dengan berbagai warna ada yang berwarna merah dan oranye berukuran sekelingking bayi.Wilayah yang terkenal pemasok ungkrung di Kabupaten Gunungkidul.Satu di antara warga Kecamatan Patuk, Gunungkidul yang ikut mencari ungkrung  adalah Tri sutarti, asal Dusun Ngembes, Desa Pengkok, Kecamatan, Patuk, Gunungkidul.Tri mengatakan ulat Jati muncul sejak 7 hari terakhir. Tri biasa mencari setelah subuh pukul 06.00 ketika ulat Jati yang akan jadi ungkrung turun ke bawah.Ia mencari ungkrung dengan mudah, yaitu di bawah daun-daun jati yang berguguran dan bahkan ada yang masih bergelantungan di pohon jati."Pukul 08.00 - 09.00 cari lagi, dan pada pukul 12.00 pulang ke rumah, " imbuhnya, Jum'at(14/12/2018).Tri sutarti pun tidak menggunakan alat khusus untuk mencari ungkrung. Ia hanya menggunakan tangan dan plastik yang digunakan untuk tempat ungkrung hasil pencariannya.Menurutnya, menu ungkrung ulat Jati biasa disajikan dengan cara dimasak, paling populer digoreng dengan bumbu bawang putih dan garam."Saya dengar kabar kalau satu kilo ungkrung  harganya mencapai Rp 100ribu, itu sudah berupa ungkrung jati" katanya.Tri mengatakan hampir seluruh warga Desa Pengkok di Padukuhan Srumbung, Ngembes, Pengkok mencari ungkrung pada pagi hari untuk dikonsumsi, ada pula yg di jual lumayan buat tambah penghasilan keluarga.Menurutnya ungkrung sangat lezat saat dimakan pada sarapan pagi hari, warga bisa mendapatkan berkilo-kilo ungkrung dalam satu kali pencarian."Setelah digoreng sangat enak untuk pendamping sarapan," tuturnya.Sementara itu warga Wareng, Wonosari, Gunung Kidul, Kismaya mengatakan dirinya juga gemar makan ungkrung karena rasanya gurih dan kaya protein."Dulu awalnya setelah makan gatal-gatal, saat saya masih kecil tetapi sekarang saat makan saya tidak merasa gatal," ungkapnya.Ia mengatakan biasanya diberi ungkrung  dari tetangga sekitar yang turut mencari ungkrung disekitar rumahnya."Kalau dapat biasanya cuma digoreng saja dengan bawang putih, garam, dan sedikit penyedap rasa," tuturnya.Kepala bidang tanaman pangan Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Raharjo Yuwono mengatakan, ungkrung adalah sumber protein tinggi.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar